Jakarta, 28 Juni 2025 – Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) menyelenggarakan Webinar Series Sistem Penyediaan Air Minum bertema “Lesson Learned Penerapan Integrated Smart Water Management (SWM) di Indonesia.” Kegiatan ini dibuka oleh Tri Joko, Direktur Pengembangan Profesi Berkelanjutan dan Pembinaan Anggota IATPI, yang menyampaikan bahwa sektor air minum di Indonesia menghadapi tantangan kompleks mulai dari pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, hingga pencemaran air. Di sisi lain, performa banyak PDAM masih di bawah standar. Salah satu indikator utama adalah tingkat kehilangan air yang rata-rata masih di angka 30%. Webinar ini diharapkan menjadi wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk mendorong pengelolaan air berbasis teknologi pintar.

 

Narasumber pertama, Gigih Yuli Asmara dari Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang, memaparkan bahwa keberhasilan penerapan Smart Water Management memerlukan komitmen direksi dan seluruh jajaran. Perumda Tugu Tirta mengembangkan sistem TWUIN (Total Water Utility Integrated Network) yang mengintegrasikan beberapa data seperti data pelanggan, pengaduan, progres penyelesaian, hingga pemetaan jaringan perpipaan dan dapat diakses seluruh karyawan. Implementasi SWM dilakukan bertahap sejak 2006 melalui revolusi IT dan pemetaan aset SPAM di GIS, dilanjutkan penurunan NRW dengan pembentukan DMA dan manajemen tekanan pada 2010, pengembangan TWUIN terintegrasi dengan portal dan Android pada 2012, implementasi KPI berbasis kinerja pada 2014, penerapan SCADA pada 2016, pembentukan TWUIN Command Center 24 jam dan PRV controller pada 2018, serta Gap analysis dan MBR berbasis crowdsourcing pada 2021.

 

Sementara itu, Ramdhan Purnama dari Perumda Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung menjelaskan bahwa penerapan SWM dilakukan untuk menjawab tantangan pengelolaan air seperti meningkatnya biaya operasional, inefisiensi sistem manual, risiko ketidakpastian kualitas produksi, serta perlunya penyesuaian terhadap variabilitas air baku akibat perubahan iklim. Ia menegaskan SWM bukanlah tujuan akhir melainkan pondasi menuju Wise Water Management, di mana smart decision making menekankan pada automation, integration, dan prediction, sedangkan wise decision making mempertimbangkan multi variable data, nilai, dampak sosial, dan keberlanjutan dengan human oversight. Ramdhan menekankan pentingnya komitmen, master plan terstruktur, organisasi yang mendukung kolaborasi lintas unit, pengembangan SDM, tata kelola konsisten, serta inovasi melalui penelitian dan kemitraan. Ia menutup paparannya dengan pernyataan, “Smart without wisdom is speed without direction. Dalam pengelolaan air, kita tidak hanya harus smart tetapi juga bijak.”

 

Webinar ini menyimpulkan bahwa implementasi Smart Water Management harus dimulai dari komitmen kuat direksi dan seluruh jajaran. Prosesnya panjang, membutuhkan roadmap yang diawali pengumpulan data hingga pembentukan sistem terintegrasi. SWM bukan hanya bertujuan menurunkan kehilangan air, melainkan menciptakan pengelolaan air minum yang konsisten, efisien, dan efektif demi keberlanjutan layanan di Indonesia.

Share this post on: