Yogyakarta, 24 Juli 2025 — Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL), Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM), menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI), dengan agenda utama pengembangan kurikulum Program Studi Sarjana Teknik Infrastruktur Lingkungan.
Diskusi ini secara khusus membahas dunia pendidikan dan dunia kerja di bidang Teknik Infrastruktur Lingkungan, sertifikasi profesi bagi lulusan program sarjana Program Studi Teknik Infrastruktur Lingkungan dan Magister Teknik Sipil minat lingkungan serta Keanggotaan IATPI.
Kegiatan diselenggarakan secara luring di Ruang Sidang Merah DTSL FT UGM dan daring melalui Zoom Meeting pada Kamis, 24 Juli 2025.
FGD ini menjadi wadah dialog strategis antara institusi pendidikan tinggi dengan asosiasi profesi, dunia usaha, instansi pemerintah, dan mitra internasional untuk merumuskan arah kurikulum yang lebih responsif terhadap tantangan global dan kebutuhan dunia kerja.
Acara dibuka oleh Ketua DTSL FT UGM, Prof. Ir. T. Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D., IPU, yang menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar serta memberikan manfaat nyata bagi dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dalam mengasah kompetensi, memperluas wawasan, serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk pengembangan diri dan kurikulum kedepannya.
IATPI yang diwakili oleh Dr. Ir. Tri Joko, M.Si., selaku Direktur Direktorat Pengembangan Profesi dan Pembinaan Anggota IATPI, dalam pemaparannya menyoroti besarnya peluang di bidang teknik lingkungan yang mencakup enam sektor: air minum, air limbah (domestik/non-domestik dan Limbah B3/non B3), persampahan, drainase, polusi udara (emisi), serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tri Joko juga menegaskan pentingnya profil profesi sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum, yang menggambarkan struktur dan jenjang jabatan baik teknis maupun fungsional. “Seorang ahli di dunia kerja dituntut memiliki sertifikasi kompetensi. Ini menjadi kunci daya saing dan legitimasi profesional,” jelasnya.
IATPI saat ini telah terakreditasi berdasarkan Keputusan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Kementerian PUPR nomor : 16/KPTS/LPJK/IX/2024 tertanggal 30 September 2024 tentang Asosiasi Badan Usaha, Asosiasi Profesi dan Asosiasi Terkait Rantai Pasok Jasa Konstruksi Terakreditasi. Sebagai asosiasi profesi terakreditasi, IATPI memiliki kewajiban untuk melakukan kegiatan pemberdayaan kepada anggotanya. Salah satunya yaitu sertifikasi profesi.
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknik Lingkungan menyediakan 15 skema sertifikasi di bidang tata lingkungan jasa konstruksi. Hingga saat ini, LSP Teknik Lingkungan IATPI telah memiliki jaringan 39 Tempat Uji Kompetensi (TUK) di seluruh Indonesia.
Kesempatan sertifikasi juga terbuka bagi lulusan baru (fresh graduate) melalui program sertifikasi kompetensi kerja fresh graduate untuk jabatan Ahli Muda Teknik Lingkungan dan Ahli Muda Teknik Air Minum.
IATPI menyampaikan komitmennya untuk menjalin kerja sama strategis dengan Program Studi Teknik Lingkungan UGM, khususnya dalam pengembangan kurikulum, dukungan sebagai mitra akreditasi (Advisory Board), penyediaan narasumber kepakaran dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), pelaksanaan program sertifikasi kompetensi bagi lulusan baru melalui pemberian materi kompetensi tambahan; penyediaan dan pengembangan Tempat Uji Kompetensi (TUK) bersama LSP Teknik Lingkungan IATPI.
Diskusi ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi terbentuknya kurikulum yang adaptif, transformatif, dan relevan dengan kebutuhan industri serta perkembangan teknologi, sehingga menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga siap memberi kontribusi nyata dalam pembangunan berkelanjutan.